Asal Muasal bahasa Arab
تاريخ اللغة العربية
Pembahasan sejarah bahasa arab
merupakan pemikiran yang sangat rumit dan panjang untuk ditelusuri. Dengan
berbagai bentuk teori dan perbandingan dengan penemuan script kuno dan lain
sebagainya, sampailah para pencinta bahasa arab kepada ketidak-adanya
kesepakatan yang baik antara satu pendapat dengan pendapat lainnya.
Masing-masing berdalih dan
berdalil dengan kuat sehingga tidaklah jelas hingga saat ini manakah diantara
beragam teori yang ada tersebut merupakan satu kebenaran atau yang paling
mendekati kebenaran yang bisa diterima oleh pihak lain, atau paling tidak oleh
ummat islam sendiri yang pada dasarnya merupakan pengembang dan penyebar bahasa
ini. Dalam artikel ini langsung saja akan diuraikan secara ringkas mengenai
beberapa pendapat yang banyak beredar dan utama dikalangan ahli bahasa,
ilmuwan, arkeologi, ahli sejarah, dan kalangan umum.
Diantara pendapat mengenai
perkembangan bahasa arab yang paling global adalah:
1. Pendapat yang menyatakan bahwa bahasa Arab telah ada semenjak zaman
Adam, sehingga perintis tulisan Arab dan pola kalimat bahasa Arab adalah Adam.
Pendapat ini merupakan pendapat yang paling klasik dan merupakan interpretasi
secara langsung dari Alquran surah Albaqarah 31, و علّم آدم الأسماء كلها yang artinya
kuranglebih sbb: “Allah telah mengajari Adam pengetahuan tentang segala nama”.
Dari dalil ini, mereka yang berpendapat bahwa nama-nama benda dan berbagai hal
atau sifat di dunia ini telah diajarkan oleh Allah kepada Adam dalam bahasa
Arab. Bahkan pengikut pendapat ini yang lebih tegas menyatakan bahwa huruf Arab
telah dikuasai oleh Adam tanpa belajar dan langsung dari Allah seketika, atau
disebut sebagai sebuah mukjizat atau paling tidak sebagai karunia (nadzariyah
at tauqif).
2. Pendapat dari ahli-ahli tulisan
kaligrafi mengenai bahasa Arab menyatakan bahwa bahasa ini memang ada semenjak
zaman Adam, jadi merupakan bahasa pertama yang diciptakan manusia dan kemudian
berkembang menjadi berbagai bahasa baru. Baik bahasa utamanya maupun berbagai
cabang yang tumbuh darinya tersebut pada akhirnya mengalami berbagai perubahan
dan perkembangan sesuai dengan peradaban manusia. Pendapat ini juga menggunakan
bukti-bukti sejarah dan sebagainya untuk mendukung teori mereka. Disebutkan bahwa
dari berbagai penemuan yang ada diketahuai bahawa semenjak 4000 tahun sebelum
masehi, baru ada manusia yang bisa membuat membuat abjad atau bahasa tulis
(sebelumnya dianggap belum ada bahasa tulis atau memang belum diketemukan bukti
tertulisnya), yaitu oleh bangsa Sumeria di Mesopotamia yang membuatnya diatas
batu; selanjutnya bangsa Mesir purba dengan sistem tulisan hyeroglyph; kemudian
bangsa Babilonia dan Assyria di Mesopotamia yang memakai tulisan paku atau
“cuneiform” dan dipahatkan diatas batu; begitupun bangsa Phunisia, China,
Romawi, dan lain sebagainya. Mereka termasuk bangsa-bangsa yang mengawali
pembangunan peradaban tinggi. Sementara itu tulisan Arab masih tergolong muda
karena lahir belakangan. Ada pendapat bahwa tulisan Arab Kufi merupakan turunan
terakhir dari hyeroglyph setelah melewati fase tulisan Phunisia, Musnad, dan
Arami hingga kemudian mencapai jenis tulisan masa sekarang. Dengan semakin
berkembangnya pendapat para ahli, teori ini terbagi menjadi beberapa kelompok
utama, yaitu:
a. Teori Selatan (Himyari) yang menyatakan bahwa tulisan Arab yang ada
pada saat ini diadopsi dari musnad himyari atau hameir di Yaman. Orang Yaman
kuno (Himyar) pindah ke Hierah, sebuah kota dintara Nejef dan Kufah pada masa
dinasti Al Mundzir keturunan Tababiah suku Yaman. Dari Hierah ini, kemudian
dibawa oleh pengembara bernama Harb bin Umayyah yang belajar dari kota tersebut
kemudian setelah menetap di Makah mengajarkan kepada penduduk sekitarnya.
Akhirnya, suku-suku di Madinah, yaitu Auz, Khajraj, dan Tsaqif ketularan.
b. Teori Utara (Hieri) yang menyatakan bahwa berdasar riwayat Al Baladzuri
(bernama asli Ahmad bin Yahya) yang merupakan sejarawan Arab keturunan Persia
yang handal dan teruji validitasnya. Dia lahir di Baghdad dan wafat pada 892M.
Ia meriwayatkan dari Abbas bin Hisyam bin Saib Al Kalby dari kakeknya dari
Assyarqi Al Qathani: bahwa saya Maramir bin Murrah, Aslam putra Sadarah beserta
Amir bin Jadrah yang semuanya dari Boulan, dan mereka adalah anggota kaum
Thayik yang mendiami daerah Buqah, yang terletak di seberang Anbar. Kaum ini
menyamakan ejaan Arab dengan ejaan Suryani. Oleh penduduk Hierah kemudian
ditransfer dan dibuat formula baru. Transfer tersebut dipelopori oleh Basyar
bin Abdul Malik yang lebih dikenal dengan nama Al Kindi. Ditambah lagi, Al
Kindi adalah saudara penguasa Daumatul Jandal yaitu Ukaidar. Al Kindi hijrah ke
Hierah dan menetap beberapa waktu sehingga dari dialah penduduk Hierah (Huron)
belajar tulisan Arab. Selanjutnya dia hijrah ke Makkah dan disini beberapa
tokoh bangsawan Quraish minta diajari tata tulis dan ejaannya. Diantaranya
adalah Sufyan bin Umayyah bin Abd Syams beserta Abu Kais bin Abd Manaf bin
Zuhrah yang akhirnya bisa menulis Arab. Pada suatu ketika, Al Kindi dan Abu
Kais melakukan kegiatan bisnis di Thaif ditemani pula Ghaylan bin Salmah At
Tsaqafi yang juga belajar tulisan Arab pada Al Kindi. Dari waktu itulah
kemudian baca tulis maju pesat di kota dagang tersebut. Dari riwayat tersebut
diketahui bahwa tulisan Arab berawal dari tulisan Suryani yang transformasinya
menghasilkan tulisan Anbari dan tahap selanjutnya ke tulisan Hieri dan kemudian
menghasilkan khat Hejazi atau Makki.
c. Pendapat modern dari para
sejarawan islam dan pencinta kaligrafi arab memberikan sedikit gambaran lebih
mendetail tentang perkembangan tulisan dan bahasa arab terutama pada beberapa
abad sebelum datangnya islam. Dalam pendapat ini, hal-hal yang menjadi titik
penting adalah :
1) Suku Nabti adalah suku Arab
pertama yang diperkirakan menguasai daerah Arami sekaligus terpengaruh budaya
Arami dalam perjalanan waktu sehingga mereka pada akhirnya menggabungkan dua
bahasa sekaligus dengan akulturasi tulisan baru yang masih nampak sentuhan awal
Arami. Tulisan ini disebut sebagai tulisan Nabti.
2) Dari prasasti Utrubah
dismpulkan bahwa khat Nabti merupakan transformasi dari tulisan Arami (entah
apakah Aram asli atau juga sudah terkontaminasi bahasa lain), dan tulisan Arab
merupakan evolusi dari jenis tulisan Nabti yang terakhir. Hal ini diperkuat
atau didukung oleh prasasti atau inskripsi Al Hajar Al Khomsah (Prasati Lima
Batu) yang membuka sejarah tulisan Arab sebelum islam. Prasasti tersebut jika
diurutkan secara sitematik tahun pembuatannya adalah inskripsi Umm Al Jimal I,
Nammarah, Zabad, Huron, dan terakhir Umm Al Jimal II. Dan semua ini dinyatakan
sebagai prasasti Nabti (Naqsi Nabtiyah).
a) Naqsy Umm Al Jimal I ditulis
dalam dua bahasa Nabti dan Arami di kawasan Umm Al Jimal di antara Syria dan
Yordan sekarang. Tahun 250 M, dianggap toggak awal lahirnya tulisan Arab.
b) Naqsy Nammarah, di kawasan Huran
Syria Selatan, bertahun 328M dalam tulisan Nabti dengan bahasa Adnan Kuno yang
dominan di awal abad ke-4M dan berbahasa Arab, serta beberapa Arami kuno, serta
adanya penggunaan Alif Lam Ta`rif yang menjadi indikator perkembangan lebih
mendekati Arab baru dibanding Umm Al Jimal I.
c) Naqsy Zabad, ditemukan
direruntuhan Zabad di tenggara Halep (Aleppo) antara Qinsrin dan sungai Euphrat
pada sebuah batu di sebuah kanisah. Bertahun 511-512M. Memuat tiga jenis
tulisan (Yunani, Suryani, dan Anbti terakhir atau yang diyakini sebagai jenis
tulisan Arab kuno). Tulisannya menyerupai jenis khat kufi islami.
d) Naqsy Harran, di atas pintu Kanisah di Alluja, Harran, utara gunung Hurran, dalam bahasa Yunani dan Arab.
Banyak kemiripan dengan khat naskhi kuno pada awal Islam. Bertahun 463 N (463
kalender Nabti) pada masa kaisar Romawi Tiryanus dengan Gubernur Syria-Romawi
“Balma” yang mengalahkan kerajaan Anbath pada tahun 102M dan menamainya sebagai
distri Arab. Jadi 102 +463 = 569M, terpaut kira-kira 53 tahun sebelum hijrah.
e) Naqsy Umm Al Jimal II pada abad
ke-6M, merupakan nash arab kuno yang paling muda yang diketemukan. Inskripsi
ini begitu dekat dengan bahasa Arab Al Qur`an, jauh dari corak Nabti dari segi
lingual maupun tulisannya.
3) Jadi, disini para ahli
berpendapat bahwa cikal bakal tulisan Arab adalah khat Nabti yang kemudian
menyebar ke Hejaz dengan proses perpindahan yang diperkirakan sama dengan
tahun-tahun pembuatan lima prasasti batu utama tersebut. Selain itu dari sana
diperoleh gambaran pula adanya proses evolutif dari Nabti murni kemudian
setelah bebeapa tahap menjadi tulisan Arab yang sama dengan tulisan yang
dipakai menyalin Al Qur`an. Sedangkan perjalanannya, diperkirakan dengan
memakai dua jalur utama, yaitu:
a) Jalur I, berputar dari Hurran
utara Damaskus menyusur ke selatan sampai lembah Euphrat bagian tengah kemudian
sampai ke kota Hierah dan Anbar yang selanjutnya menembus daerah Daumatul
Jandal lalu sampai ke Makkah dan Thaif.
b) Jalur II, bermula dari Diyar
Nabti lalu ke Batra (orang Yunani menyebutnya Petra) di Yordan, lalu ke Ula
yang sebelumnya bernama Didan dan merupakan daerah subur yang sering didatangi
orang di utara Hejaz, lalu sampai ke Makkah dan Madinah. (dikutip dari beberapa sumber di internet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar